Sunday, July 20, 2014

Alokasi waktu, niat ibadah

Alokasi waktu, niat ibadah

Waktu yang kita punya setiap harinya adalah 24 jam. Semua kita mempunyai waktu yang sama. Namun beberapa diantara kita terlalu sibuk atau nggak ada waktu padahal kita diberikan waktu yang sama. Yang membedakan tidak lain adalah prioritas. Sesutu yang kita prioritaskan pasti akan selalu ada waktu untuk prioritas tersebut. Semakin penting urusan tersebut biasanya akan menduduki urutan tertinggi dalam skala prioritas kita. Maka waktunya pun akan dipersiapkan sebelumnya. Prioritas yang penting biasanya dibarengi dengan niat ang sungguh sungguh


Yang perlu kita renungkan adalah hal hal apa saja yang kita prioritaskan. Sehingga kita selalu ada waktu untuknya. Sesuatu yang tidak kita prioritaskan, dalam artian hal yang todak kita niatkan dengan sungguh sungguh jika kita lakukan, walaupun hanya sebentar maka akan terasa lama karena kita mengejar hal lain yang lebih kita prioritaskan, hal lain yang lebih kita niatkan dan hal lain yang menurut kita lebih penting. 

Thursday, July 17, 2014

Sudut pandang, sebuah sisi penilaian yang sangat subjektif

Sudut pandang, sebuah sisi penilaian yang sangat subjektif.

Satu benda akan terlihat berbeda jika kita melihatnya hanya dari satu sisi atau sisi yang lain saja. Celakanya jika sebelumnya kita tidak mengenali bagaimana benda itu sebenarnya. Seperti orang buta yang diminta untuk memegang gajah, yang satu bilang gajah itu tipis dan lebar, karena kebetulan yang dia pegang adalah telinganya. Kemudian yang lain akan berkata bahwa gajah itu bulat dan panjang, karena kebetulan yang dia pegang adalah belalainya, dan begitu juga yang lainnya. Semua akan menyimpulkan sendiri sendiri berdasarkan sudut pandang masing masing. Hal ini akan semakin rumit jika pada masing - masing orang tersebut terdapat sikap fanatisme yang berlebih. Semua pendapatnya tentang gajah yang dia pegang diyakininya itu yang paling benar. Anggapan yang lain semua salah. Pasti salah! Hanya keyakinannya lah yang benar. Begitu juga dengan yang lain, mereka semua menganggap bahwa pendapatnya lah yang benar sesuai dengan yang dia rasakan. 

Hal serupa juga tengah terjadi di masyarakat kita sekarang ini terkait dengan pilpres 2014. Masing masing pendukung capres merasa bahwa capres jagoannya lah yang paling benar, yang paling hebat. Padahal informasi yang mereka peroleh hanya dari opini2 pendukung yang lain. Keyakinan yang mereka yakini cenderung kepada fanatisme yang berlebihan. Menjelekkan lawan dengan referensi opini, bukan data. Berita berita yang beredar baik media televisi, cetak maupun media online masing masing memberikan dukungan kepada capresnya. Netralitas media sekarang sudah mati! Bahkan berita berita yang mereka publikasikan bukan berdasarkan pada fakta. Mereka membuat opini menjadi data. Kemudian oleh pendukungnya, data ini dijadikan referensi untuk mengunggulkan jagoannya dan menjatuhkan lawannya. Menyedihkan dan menyesatkan!

Bagi masyarakat yang mungkin masih bisa memilah mana yang patut dijadikan referensi dan mana yang tidak. Namun bagi masyarakat awam, semua informasi yang masuk akan ditelan mentah mentah. Mereka menganggap berita yang dimuat adalah benar. Adalah fakta.

Wednesday, July 9, 2014

Kisruh Quick Count

Pesta rakyat sudah terlaksana, kini tinggal menunggu hasilnya. Yang membingungkan masyarakat, dari beberapa lembaga survey yang melaksanakan perhitungan cepat, terdapat hasil yang berbeda. Memang hasil perhitungan cepat itu bukanlah penentu kemenangan dari salah satu capres-cawapres. Namun hasil yang diberikan akan sangat mempengaruhi opini publik. 

Dari hasil perhitungan cepat pada pemilu pemilu sebelumnya bahwa perbedaan antara hasil quick count dan real count tidak berbeda jauh. Hal ini tentu akan sangat berbahaya jika opini publik sudah terbentuk dan memenangkan salah satu capres-cawapres namun hasil real count memberikan hasil yang berbeda atau sebaliknya. Tentu saja publik akan berpikir bahwa telah terjadi kecurangan dalam perekapan suara oleh pihak KPU. Hal ini tentu saja bisa memicu protes bahkan lebih dari itu bisa menimbulkan konflik. 

Hendaknya masing masing kubu memberikan arahan dan himbauan kepada pendukungnya untuk menahan diri dari hal hal yang dapat mengundang konflik. Sampaikan bahwa kita harus bersabar dan menunggu KPU untuk menyelesaikkan perhitungannya dan tentu saja harus siap menerima kemenangan maupun kekalahan. Karena kubu mana pun yang jadi presiden, kemenangan harus ada pada rakyat. MERDEKA!!!