Monday, August 18, 2014

Terkadang kita terlalu mengkhawatirkan hal hal yang sebenarnya itu adalah ambisi kita

Berangkat kerja dengan hati yang agak kesel karena habis antar anak ke sekolah, tapi kok dia malah takut dan maunya ditemenin terus sama mamanya. Saya merasa kalau anak saya ini cengeng dan terlalu sensitif. bukan hanya di sekolahan namun di kehidupan sehari hari. Sedang merasa seperti itu, di kantor tiba tiba muncul di beranda Facebook tulisan yang seolah olah menegur saya. Apakah ini merupakan nasihat dari Nya? Maafkan orang tuamu nak.|

Berikut cuplikan tulisannya yang saya ambil dari Fans Page "Anakku Anak Berkarakter" :

IBU INIPUN TAK KUASA MENAHAN TANGISNYA 

Suatu hari seorang ibu curhat mengenai anaknya yang dia anggap sangat ‘cengeng’ dan sensitif. Sebut saja Dita namanya. Dia duduk di kelas 5 SD di sebuah sekolah swasta. Anak bungsu dari 3 bersaudara. Si Ibu geregetan sekali melihat anaknya yang terlihat terlalu ‘lemah’ ini. Si anak ini sangat sensitif dan mudah sekali menangis. Dia bingung bagaimana anaknya nanti menjalani kehidupan. Beda sekali dengan dua kakaknya yang kelihatan lebih tangguh. Si ibu ini bercerita panjang lebar tentang pengalamannya dulu dididik oleh orang tuanya dengan keras & ‘sangat disiplin’, sehingga ia punya mental yang kuat dan bisa sukses di karirnya . Si Ibu inipun ingin menanamkan cara mendidik orangtuanya kepada anak2nya.

Setelah si ibu ini bercerita panjang lebar, kamipun bertanya “ Ibu boleh saya bertanya?…, anak ibu ini suka main sama anak2 kecil nggak?”

Si Ibu dengan muka agak sewot menjawab “ Iya bu, Justru itu yang membuat saya heran dan marah. Kok dia mainnya selalu sama anak-anak dibawahnya. Dia hampir tidak punya teman sebaya. Saya takut sekali dia nanti tidak dewasa2 dan tambah cengeng. “

Kami bertanya lebih lanjut “Terus Dita ini suka sama binatang peliharaan ya?”

Si ibu kembali menjawab “ Iya bu, dia itu memang sangat penyayang sama binatang. Tapi kadang2 saya lihat suka kelewatan juga. Dia suka ngajak binatang peliharanya ngobrol, bahkan kadang suka dia bawa ke tempat tidurnya. Terus makanan yang harusnya untuk dia, malah dia kasih ke binatang peliharaannya. Saya kadang2 suka kesel lihat kelakuannya yang aneh2“

Setelah menanyakan beberapa pertanyaan lebih lanjut, kami menyimpulkan bahwa Dita adalah anak yang luar biasa.
Kamipun langsung menyalami si ibu ini “Selamat ya bu, ibu punya anak yang luar biasa sekali. Kalau saya punya anak seperti Dita saya pasti akan sangat senang sekali”

“Loh kok gitu bu ?”

“Ibu, percaya deh sama saya ……kalau nanti ibu sudah tua, saya yakin sekali Dita inilah satu2nya anak ibu yang dengan sabar dan penuh kasih sayang mau merawat dan mengurusi kedua orang tuanya saat sakit2an”

Tiba2 si Ibu ini terdiam tidak mampu berkata apa2. Dia baru teringat saat Dita masih kecil, cuma ia anak yang selalu ingin memeluk & menciumi ibunya terus menerus. Namun Dita kini sudah berubah jadi anak yang diam dan tidak lagi hangat seperti dulu kepada ibunya. Perlahan2 air matanya pun mulai mengembang dan akhirnya si ibu tidak kuasa menahan tangisnya .

Sesampai dirumah, si Ibu ini bercerita kalau ia langsung memeluk dan menciumi Dita ….

(Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata di ruang konsultasi parenting)
Mudah mudahan menjadi inspirasi kita semua.


No comments:

Post a Comment